Class Clown (Coping Mechanism)

“Menurut anda, peran apa yang mendeskripsikan anda didalam suatu lingkungan?”

Mungkin selain orang yang antagonis saya juga berperan sebagai salah satu class clown di lingkungan saya.

Yap dua buah peran yang berbanding terbalik satu sama lain. Kok bisa?

Seperti yang sering saya ungkapkan di beberapa postingan saya, bahwa saya orang yang sangat-sangat jauh dari kata sabar, penuh emosi, tumbuh dalam suatu perasaan dendam yang luar biasa. Namun walaupun begitu, saya selalu berusaha membuat orang disekitar saya bahagia (walau harus mengorbankan kebahagiaan saya sendiri).

Akibat hal tersebutlah saya orang yang memiliki ambang stress yang rendah atau mudah stress. Segala hal untuk meredakan stress sudah saya coba, dimulai dengan mekanisme pertahanan diri yang bersifat adaptif (berbicara dengan orang terdekat) hingga yang bersifat maladaptif (makan berlebih, merokok, mengkonsumsi alkohol, etc)

Terkadang mekanisme koping tersebut berhasil, terkadang juga gagal. Dan berakibat stress hahahaha

Lalu apa hubungannya dengan class clown?

Menjadi class clown adalah suatu bentuk pertahanan mental saya berupa supresi dan acting out (alter ego)

Ketika saya mendapat tekanan, saya akan berusaha menekan perasaan itu dan merubah menjadi sesuatu yang bisa memperingan tekanan tersebut. Dengan berperilaku bodoh atau membuat lelucon-lelucon agar orang-orang merasa terhibur merupakan cara yang cukup efektif dan aman untuk mengurangi stress tersebut.

Aman?

Yap, sebelum memiliki pengalihan stress dengan mental mekanisme acting out dan supresi, saya pernah memilih denial dan fantasi.

Dan taukah anda dengan mental mekanisme denial apa yang justru saya rasakan, beban berasa ditumpuk dan ketika muncul kembali maka beban dan masalah tersebut akan sangat besar sebagai akumulasi denial sebelumnya.

Sedangkan fantasi, seperti kita semua tahu ini merupakan mental mekanisme yang jika gagal maka akan cenderung membuat individu yang menggunakanya mengalami waham, halusinasi ataupun ilusi. Selain itu dengan seringnya seseorang menggunakan mental mekanisme tersebut, orang tersebut dapat terjebak didalam dunianya sendiri terisolasi dari dunia nyata.

Acting out sendiri menurut saya pribadi merupakan hal yang aman, kenapa? Ketika mental mekanisme tersebut gagal saya bisa menumpahkan semua kesalahan pada alter ego saya. Sedangkan supresi disaat gagal maka sifat dasar saya yang muncul. Yap seseorang dengan sifat antagonis. Yang jauh dari gambaran seseorang yang sabar.

Apakah saya menyarankan untuk menggunakan dua mental mekanisme yang saya gunakan? Tidak!

Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menghadapi stress, carilah tahu apa cara paling efektif dan aman dalam mengatasi stress. Apa yang berhasil terhadap saya belum tentu berhasil terhadap orang lain.

 

Comments

Popular posts from this blog

Fighting Dragons With You (How You Can Survive in Medical Jungle)

Special Goodbye

Forgive But Never Forget