Only One Match, But Make an Explosion

"And the winner is.........."
Pernah enggak kamu berada diposisi “saya harus berhasil, no matter what”

Jadi semalem karena agak susah tidur jadi nontonin Britain’s Got Talent, enggak tau kenapa kok jadi inget moment pertama kali saya lomba cheer tahun 2009.

Dulu lomba cheer itu bisa dikatakan jarang banget, apalagi untuk divisi all-star macam team yang saya gabung ini. Alhasil kami biasanya lebih sering ngambil job performs atau ngelatih team-team SMA.

Tahun 2008 merupakan pertama kali ada Kejuaraan Nasional Cheerleading yang diadakan oleh organisasi seberang, namun divisi yang dilombakan hanya divisi sekolah. Tapi akhirnya ditahun 2009 itulah, Nasional Competition diadakan pula untuk divisi all-star dengan nama divisi “Open Division”.

Tentu saja kita semua sangat excited mengetahui akan diadakannya perlombaan di divisi kamu. Namun selain perasaan excited untuk saya pribadi ada perasaan takut yang muncul. Takut jika tidak masuk kedalam team dan takut jika sampai masuk kedalam team.

Kenapa?

Ditahun 2009 bisa dikatakan saya masih belum terbilang senior, karena saya adalah angkatan kedua. Original team dari club saya adalah angkatan satu dan total angkatan satu sendiri sebetulnya sudah mencukupi untuk membuat satu team (saat itu karena kami masih berkiblat pada AFC maksimal personil dalam satu team adalah 16 orang).

Disisi lain saya takut bisa terpilih kedalam team, kenapa? Saya takut gagal memberikan yang terbaik untuk team. Saya takut mengecewakan senior saya dan saya takut kalah. Itu yang tidak pernah saya katakan sebelumnya, ya saya takut kalah saat pertama kali lomba nasional.

Pada dasarnya team kami mayoritas berisi para pelatih team-team SMA dan SMP. Tentu saja anak didik kami berharap banyak pada kami. Namun untuk memenangkan divisi all-star tentu tidak mudah. Saingan kami juga merupakan team yang berisi para pelatih-pelatih sekolah SMP dan SMA. Sebut saja di Bandung sendiri ada 2 team selain team kami yang siap untuk bertanding di kompetisi nasional. Snake dan Frog. Frog sendiri merupakan team yang berisikan all-male, tentu saja kekuatannya melebihi kekuatan kami para team yang berisikan Coed. Di Jakarta sendiri ada Dreams Allstar yang memiliki progress luar biasa dengan sentuhan entertainment yang baik tentu saja menjadi saingan berat kami. Surabaya ada ICC Heroes dimana team tersebut satu organisasi dengan organisasi yang mengadakan acara tersebut. Kemudian balikpapan terdapan MPS dan Surabaya terdapat MAC.

Ya saya takut kamu gagal..

Akhirnya mulai dipilihlah siapa saja yang masuk kedalam team yang akan bertanding di Nasional. Surprisingly saya termasuk kedalam team tersebut. Walau sebelumnya sempat ditanyakan apakah mau bergabung di team allstar atau membantu di team sekolah saya. Bukan karena saya egois tapi, saya lahir dari team all-star, maka saya memilih untuk di team all-star.

Sesuai prediksi, mayoritas team kami berisi angkatan pertama. Hanya beberapa angkatan kedua yang dipilih menjadi team. Deg-degan? Jelas! Walaupun kami dekat tapi kalau sudah latihan apalagi akan lomba tentu saja kami semua menjadi serius.

Latihan kurang lebih dimulai sejak satu bulan sebelum pertandingan dan cukup intens. Tentu saja drama-drama muncul, entah itu jadwal latihan yang harus dicocokan di masing-masing anggota team ataupun ketika latihan.

Biasanya ketika latihan ada saja gosip-gosip seperti “team ini udah bikin ini” dan kita galau apa yang harus kita buat. Hawa-hawa persaingan semakin hari semakin terasa.

Perlu diketahui, karena kami sebelumnya belum lomba maka konsep kami hampir jarang ada perubahan. Biasanya hanya menambah-menambah agar tidak bosan saja. Tapi kali ini, kami total merubah konsep hingga musik kami.

Hampir semua yang kami gunakan belum pernah kami gunakan sebelumnya : piramid 2-2-3 untuk pertama kalinya kami gunakan, birdflip toss, 3-3-3, layout toss, ball-x toss, double highkick toss, series tumbling ended with full twist, hitch toss up, dan tentu saja romusa di sesi akhir dengan 1-1-2 toss up, berakhir di 4-4-3.

Selama latihan hampir dibilang kami jarang bisa berhasil menyelesaikan konsep tersebut dengan berhasil. Tapi entah mengapa saat itu kami bertahan dengan konsep tersebut, percaya bahwa kami bisa menyelesaikan dengan baik.

Semakin dekat ke hari pertandingan, latihan semakin sering diadakan. Entah itu dipagi hari atau hingga malam hari. Terutama saat H-1 kami berlatih digedung salah satu perguruan tinggi hingga pukul 01.30 dini hari. Emosi jelas sudah berantakan. Badan sudah hancur. Tapi dengan semangat kami, kami tetap berusaha melakukan tugas kami dengan baik.

Oia, sebelumnya salah satu Allstar di Bandung gagal memiliki cukup anggota untuk bertanding di nasional kompetisi. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami setuju untuk menggabungkan team mereka dengan beberapa anggota team kami yang saat itu tidak masuk kedalam team lomba. Sehingga berubahlah nama allstar tersebut menjadi Cross (Crown + Snake).

Tibalah pada hari H, kami berangkat pagi hari dari Bandung menuju Jakarta. Tentu saja perasaan senang, takut, deg-degan semua jadi satu. Hingga kami tiba di Jakarta, kami mengetahui hanya team sekolah yang mendapatkan kesempatan Gladi Resik yang berarti hanya ada satu kali kesempatan kami melakukan yang terbaik dihadapan juri diatas matras.

Pertandingan dimulai dengan GR para team SMP dan SMA, diteruskan hingga Final SMP dan SMA. Akhirnya mulailah giliran kami Open Division. Guess what? Kami diberikan kesempatan pertama.

“GO FIGHT WIN, GO FIGHT CROWN!”


Teriak kami dari ujung matras ketika team kami disebutkan, kemudian kami masuk kedalam matras bersama-sama, berusaha untuk tetap tenang dan menjaga emosi kami. Hingga saat itu Ka Asa mengacungkan tangan meminta musik, saat itulah semua teriakan penonton hilang dari pendengaran saya. Bahkan saya tidak bisa melihat penonton itu sendiri. Yang saya lihat, hanya kelima belas anggota team yang lain didalam matras. Yang terdengar hanya suara hitungan (bahkan musik-pun tidak terdengar)

Piramid pertama dimulai, saya bersama ka Oni bertugas menaikan Sulis ke piramid 2-2-3 dengan diawali Ka Cia yang naik terlebih dahulu diposisi atas paling tengah. Berhasil! Saya tidak sadar bahwa disisi berlawanan, top flyer tidak berhasil naik sehingga piramid kami hanya 2-2-2. Tapi untunglah saya tidak sadar karena jika sadar mungkin konsentrasi saya akan buyar.

Kemudian tibalah di bagian yang saya was-was, hitch toss up dan berhasil walau sedikit goyang. Lalu tiba dibagian yang paling saya takuti, double stunts ke 1-1-2 kemudia ke 3-3-2 dan diakhiri 4-4-3 tanpa 2 flyers utama (Ka Cia dan Sulis) menginjakan kaki ke tanah.

Dan entah keajaiban dari mana, kami berhasil menyelesaikan rangkaian konsep tersebut. Selesai musik kami semua mengeluarkan semua ekspresi kami, kami bahagia bisa melakukan yang terbaik. Pikiran takut untuk kalah hilang sejenak.

Hingga tiba waktu pengumuman..

Sebelum masuk ke pengumuman divisi Allstar, kota Bandung sudah berhasil memborong semua juara 1 :

SMP : SMP 13 Bandung Thirteen Cheers

SMA : SMA 5 Bandung Fivers

Belum lagi penghargaan-penghargaan diluar juara 1. Tentu kami bahagia sekali namun rasa ketakutan itu masih ada. Hingga penguman juara Open Division diumumkan..

Third place, Bronze medals goes to………

“CROSS”

Betapa luar biasa kami kaget, kami bahagia karena sebagian di team tersebut adalah teman seteam kami. Namun berarti ada satu team yang saat itu dijagokan di tiga besar gagal (saat itu ketiga team yang dijagokan adalah kami Crown, Dreams dan Frog).

Sang MC pun melanjutkan pengumuman-nya :

“Second place, silver medals goes to………..”

Jantung saya berdebar cepat, hingga saya tidak mampu memandang sang MC, saya menundukan kepala dan menyandarkan ke teman satu team saya yang berdiri depan saya. Kami berdoa. Untuk yang terbaik ataupun yang terburuk.

“DREAMS ALL-STAR!!!”

I’m almost collapse in that moment, karena berarti antara kami atau Frog yang menjadi juara pertama. Serta antara kami atau Frog juga yang gagal masuk jajaran 3 besar.

Dan akhirnya moment tersebut tiba :

“And the winner gold medals for open division is……………….”

Saya takut, namun saya pasrah (terlebih setelah saya melihat video penampilan kami. Penampilan kami tidak sempurna)

“CROWN ALL-STAR!!!!!!!”

Seketika kami berteriak, kami berpelukan, kami menangis haru. Gemuruh suara tepuk tangan menggema didalam venue. Kami dipersilahkan kedepan untuk mendapatkan trophy serta mendali. Kami menerima mendali dan trophy dengan rasa bahagia. Hingga lagu “We Are The Champion” dinyalakan kami kembali haru biru disusul dengan sesi foto-foto.

Saat itu semua perjuangan kami saat latihan, tangis kami saat latihan, sakit badan kami saat latihan semua terbayar dengan dinobatkannya kami sebagai Juara Nasional Pertama Di Divisi Allstar dalam sejarah Cheerleading Indonesia..

Hari itu, hari yang tidak akan mungkin bisa saya lupa seumur hidup saya..


Comments

Popular posts from this blog

Fighting Dragons With You (How You Can Survive in Medical Jungle)

Special Goodbye

Forgive But Never Forget