Cowok Jadi Cheerleaders?



Pertanyaan yang selalu muncul setiap orang setelah membuka IG atau FB saya, sebelum diikuti dengan pertanyaan lain seperti :

– Jago nari dong?

– Kok cowok ngecheer?

– Enak dong megang-megangin cewek?

Tidak sedikit pertanyaan itu disertai pandangan aneh atau jijik, atau disertain ekspresi lebay dengan tangan dikepal (claps)

Miris….

Ya saya seorang anak cheerleaders, kembali ke tahun 2008 pertama kali saya akhirnya memutuskan bergabung dengan suatu team cheerleading di Bandung (Crown All-star)

Apa itu cheerleaders? Pemandu sorak? Iya anak TK international juga tau kalau cheerleaders itu pemandu sorak, tapi lebih dari itu.. Cheerleading adalah salah satu cabang olahraga ekstrim yang memadukan antara kekuatan, kelenturan dan kelincahan..

Dengan menggabungkan beberapa komponen seperti tumbling, jumps, stunting dan pyramid (dengan dancing pada beberapa divisi) membuat cheerleading menjadi bukan olahraga yang mudah..

Di Indonesia sendiri terdapat banyak club dan organisasi cheerleading, terbagi dalam dua rules (IFC dan ICU).

Club yang saya masukin berawal dengan rules IFC dan baru di 2010 akhir berubah menjadi ICU.

Rasa cinta saya terhadap olahraga ini bermula ketika saya SMA dan menonton salah satu film berjudul “Bring it On”, disana cheerleading begitu tampak keren. Tapi mimpi saya bisa bergabung dengan team cheer seperti itu sepertinya mustahil karena sama seperti orang pada umumnya, seya memandang cheerleaders di Indonesia itu hanya para wanita centil yang teriak-teriak dan menari.

Impian saya mulai menemukan titik cerah ketika saya bertemu seseorang bernama Diamant, walaupun pada waktu itu dia beranggapan saya mata-mata dari team rivalnya karena saya berasal dari SMA 7. Tapi akhirnya dia mengajak saya untuk ikut latihan di team dia yang bernama Crown All-Star..

Bukan suatu hal yang mudah bagi saya, seorang anak kelebihan berat badan dan jarang melakukan kegiatan fisik untuk bisa bergabung dengan suatu team cheer. Tapi dengan tekad yang kuat saya berusaha bertahan berada dalam team tersebut.

Sekitar 23 orang termasuk saya merupakan orang baru di team tersebut (walaupun mayoritas berasal dari team cheer SMA yang dilatih oleh para anggota Crown), seminggu dua kali kami melakukan latihan routine.

Mulai dari lari lapangan SABUGA, pelenturan tidak lupa push up dan sit up. Baru setelah itu kami diperbolehkan latihan teknik cheer. Ya! Teknik cheer (chicken, half, full) serapa beberapa bulan awal disertai tumbling dan jumps. Setelah berapa lama baru kami boleh melakukan cradle catch. Piramid? Jangan harap, paling kami diminta untuk menjaga para senior membuat piramid (beruntung para junior yang berasal dari team cheer SMA kadang diajak untuk membuat piramid bersama senior)

Untuk saya sendiri yang benar-benar dari nol suatu mimpi besar bisa masuk dalam suatu konsep, maka saya pun paling tidak pernah bolos latihan. Pernah ketika hari minggu latihan diadakan di FPOK UPI dan digabung dengan team SMA, saya satu-satunya junior di Crown akhirnya latihan bersama para team SMA bukan bersama kaka2 Crown.

Suatu usaha pasti akan berbuahkan hasil, suatu kalimat yang terjadi dan saya rasakan sendiri. Saat itu Crown mendapatkan job untuk roadshow di daerah Jakarta. Dan Crown membutuhkan cukup banyak orang.

Saat itu seperti biasa saya latihan rutin ke Sabuga, kebetulan dari angkatan saya sendiri sudah banyak yang keluar karena mungkin tidak sabar karena tidak pernah dimasukan kedalam konsep. Jadi hanya tersisa beberapa orang saja.

Tiba-tiba Captain saat itu (Abang Fajar) mendekati saya dan bertanya “kamu bisa main buat roadshow?” Serasa ga percaya, akhirnya saya tanpa pikir panjang segera mengiyakan ajakan itu. Otomatis saat itu juga saya langsung dilatih untuk masuk kedalam konsep roadshow itu.

Konsep yang cukup sederhana bagi team, tapi untuk saya jelas itu konsep cukup bikin deg-degan. Kebetulan saat itu saya dipasangkan dengan Diamant yang sampe akhir dari karir saya di cheerleading pun saya tetap satu group dengan orang itu hha..

Saat itu flyer yang dipercayakan kepada saya adalah kak Allycia (Cia), WHOAAAAA jelas itu membuat saya deg-degan luar biasa. FYI Kak Cia adalah flyer nomor 1 Crown saat itu, apa yang dilakukan kak Cia selalu perfect 👌🏻

Tapi untungnya kak cia selalu sabar saat latihan terhadap saya. Akhirnya roadshow pun saya lalui dengan lancar (selain dari ekspresi muka saya yang keliatan nervous abis) oia dari Cheer ini saya mulai belajar untuk tampil didepan umum. Thanks 🙏

Sejak tampil di roadshow itu, rejeki saya tampil makin terbuka lebar, acara-acara popmie, DBL, Ciwalk, dll saya jalani dengan suka cita.

Sampai akhirnya kami dihadapkan ke National Cheerleading Championship 2009, yang merupakan perlombaan pertama kami. Saat itu saya diberi pilihan untuk bermain di Crown atau membantu team SMA saya Glamazons. Karena saya berasal dari Crown jelas saya lebih memilih di Crown walau berarti saya harus berusaha lebih untuk meningkatkan teknik. Sampai akhirnya tibalah hari final pertandingan tersebut. Rasa takut muncul luar biasa terutama saat itu ada 3 Team yang dijagokan di divisi Allstar (Kami salah satunya) yang membuat beban kami untuk tampil sempurna semakin besar. Akhirnya kamipun tampil, tidak sempurna namun tidak juga mengecewakan.

Tibalah kami di prosesi pengumuman pemenang. Yang akhirnya kami dinyatakan unggul dari team lain dan mendapat predikat juara. Betapa saya bahagia mendapatkan tropi pertama saya di cheerleading. Hasil tidak akan mengkhianati proses.

Setelah perlombaan tersebut, saya semakin mencintai olahraga dan team ini. Namun bukan berarti perjuangan berakhir. Tekanan untuk semakin baik dan masalah yang muncul didalam team semakin banyak. Tapi dengan keteguhan hati yang kuat saya bisa bertahan hingga saya masuk ke dunia perkuliahan.

Walaupun kuliah saya terkenal dengan kesibukannya, karena kecintaan sata terhadap olahraga dan team ini saya masih bisa berhasil latihan dan tampil dibeberapa acara-acara. Sampai saya terpilih kembali kedalam team untuk NCC 2010. Di perlombaan kali ini persaingan semakin bertambah ketat dengan adanya peserta dari luar negeri. Allhamdulillah untuk seindonesia sendiri kami masih berhasil menjadi yang terbaik, dan berada dibawah team singapore (Magnum Force) untuk keseluruhan (walaupun banyak yang bertanya-tanya kenapa kami tidak posisi pertama, kami menerima dengan lapang dada)

Namun secinta-cintanya kita terhadap satu hal pasti harus ada akhirnya, tibalah saya harus memutuskan untuk tetap aktif dalam team atau konsentrasi terhadap pendidikan saya (saya bukan orang yang pintar membagi waktu) akhirnya karena banyak pertimbangan saya memutuskan untuk pensiun dari team kebanggaan saya, team yang paling saya cintai. Berat, sangat berat saat pertama kali harus melepas semua kegiatan cheer itu, cheer bukan hanya sekedar hobi tapi sudah menjadi hidup saya selama kurang lebih 3 tahun. Tapi keputusan sudah dibuat akhirnya saya konsisten untuk fokus dalam pendidikan saya..

Walaupun saya sudah pensiun dari team saya, saya tetap sering datang untuk melihat kemajuan team dan sillaturahmi dan sebisa mungkin tetap berkontribusi terhadap team.

Dan meskipun saya sudah menjadi alumni, sempat saya masih tampil bersama team walau bukan perlombaan hanya tampil saja. Tapi itu sudah cukup mengobati rasa rindu saya dan saya bersyukur masih diterim oleh mereka..

Maka dengan semua perjuangan saya dalam dunia Cheerleading dan kecintaan saya dengan cheerleading, saya dengan bangga berkata..

I am a medical doctor and i am a cheerleader!

Sekali cheerleader selamanya akan tetap menjadi cheerleader ☺️

Comments

Popular posts from this blog

Fighting Dragons With You (How You Can Survive in Medical Jungle)

Special Goodbye

Forgive But Never Forget