What Doesn't Kill You Makes You Stronger 2.O

Work Hard & Make It Happen!

Bukan kedokteran namanya kalau tidak ada cerita didalamnya..

Tidak ada dendam tidak, pokoknya tulisan ini justru ucapan terimakasih untuk orang yang saya maksudkan dan berharap bisa menjadi motivasi buat orang-orang seperti saya…

Cerita ini dimulai ketika saya berada di fase pendidikan sarjana kedokteran dan harus mengikuti diskusi kelompok (mirip dengan tutorial)

Diskusi kelompok adalah suatu metode pembelajaran dikedokteran UNJANI (saya tidak tau ditempat lain) dimana sistemnya kami dibagi menjadi kelompok-kelompok berisikan sekitar 12 orang yang kemudian akan belajar dari suatu kasus yang diberikan dan dibimbing oleh satu orang dokter konsulen disetiap kelompok kecil. Yap mirip dengan tutorial, tapi perbedaannya diskusi kelompok ini kasusnya hanya diselesaikan dalam satu hari karena kasus yang diberikan sudah jelas.

Jadi di UNJANI tidak ada tutorial dong?

Oh ada tetap 🙃

Nah kelompok diskel ini bertahan 2 blok (untuk blok dengan masa 4 & 6 minggu) dan 1 blok (untuk blok dengan masa 8 minggu).

Nah seperti dijelaskan ditulisan sebelumnya, saya bukan orang yang super pintar dan jenius. Bahkan diawal-awal saya masuk kedokteran bisa dibilang saya tertinggal karena memang niat saya masih kecil untuk menjadi dokter ini.

Bila di kelas saya bisa lolos dan tidak terpantau, berbeda dengan saat diskusi kelompok, akan terlihat siapa yang aktif dan juga tidak. Jelas saya termasuk orang yang tidak terlalu aktif, selain otak saya yang gak pinter-pinter amat keinginan menjadi seorang dokter juga gak gede-gede amat.

Semua teman satu diskel itu tau, tapi beruntung beberapa orang memang memiliki prinsip sesuai yang senior-senior tanamkan sewaktu ospek “masuk bareng, keluar juga bareng” so makasih loh temen-temen yang bantuin gw belajar ❤️

Tapi suatu saat, seperti biasa sebelum diskel dimulai setelah saya menyimpan tas saya pergilah ke kantin. Saat saya kembali tiba-tiba saya aneh karena tas saya pindah posisi dan kebetulan salah satu teman saya ada disitu. Saya tanya kenapa tas saya pindah dan dia bilang :

“Banyu si itu sama si itu ga mau duduk deket kamu, katanya kalau duduk deket kamu kan nanti satu kelompok pas pembahasan. Bisa-bisa tugasnya gak selesai kalau barengnya sama Banyu”

DEG!

Siapa yang tidak kaget mendengar ada orang yang berkata seperti itu. Iya betul saya tidak terlalu pintar, betul juga kalau saya gak terlalu niat jadi dokter (saat itu). Tapi saat ada tugas yang harus diselesaikan bersama pasti saya bakal berusaha buat bantu. Itu prinsipnya.

Sakit hati? Iya pastinya saat itu. Tapi saya ingat apa yang ibu saya pernah bilang :

“Jika kamu sakit hati dan dendam sama orang, balas dengan suatu hal yang positif supaya orang itu malu”

So saya mencoba ngelakuin hal itu, sejak saat itu bahkan hari itu juga di diskel. Saya merubah cara kuliah saya. Saya lebih fokus dan berusaha untuk bisa lebih baik dari kedua orang yang bilang kayak gitu.

Susah? Iya susah tapi kalau ga dicoba ya ga akan pernah bisa. Sejak saat itu saya selalu menyempatkan diri untuk belajar, mencari celah “apa yang menarik dari dunia kedokteran ini” supaya saya lebih semangat.

Tentu tidak mulus, tetap saja ada beberapa kegagalan yang harus saya hadapi. Tapi setiap terjadi kegagalan saya evaluasi, saya cari salahnya dimana dan berusaha perbaiki kesalahan itu.

Menjadi salah satu orang yang lulus oneshot 3 rangkaian ujian akhir kedokteran (Komprehensif/Exit Exams – TO Aipki – UKDI) merupakan salah satu pencapaian terbesar saya di kedokteran. Saya orang yang dipandang sebelah mata saat jenjang S1 dan saya yang tidak diinginkan berada dalam kelompok karena ditakutkan akan menghambat kinerja kelompok, ternyata dengan usaha yang keras dan doa orang tua bisa berhasil lulus tepat waktu menjadi seorang dokter.

Jadi jika ada seseorang atau sekumpulan orang meng-underestimate kamu, jangan sakit hati kemudian berkecil hati. Evaluasi diri, cari apa yang menyebabkan orang memandang mu sebelah mata. Rubah hal tersebut. Jangan berkata tidak bisa. Semua butuh proses dan usaha. Jikapun kamu sakit hati, jadikan itu cambuk untuk berusaha menjadi lebih baik lagi. Jangan menyerah dan membiarkan apa yang mereka pikirkan tentang mu itu benar.

Remember!

You’re not a loser until you completely give up!

Maka dari itu bisa dibilang saya ingin berterima kasih kepada orang yang saya ceritakan dicerita ini karena secara tidak langsung kalian lah yang membuat saya bangun dan lebib berusaha.

Thank you 🙏

Comments

Popular posts from this blog

Fighting Dragons With You (How You Can Survive in Medical Jungle)

Special Goodbye

Forgive But Never Forget